Komunikasi Desain Visual
Desember 20, 2015
Nama :
Katarina Aditya A.
NPM :
59413890
Kelas :
3ia22
Mata
Kuliah : Desain Pemodelan Grafik
Nama
Dosen : Syefani Rahma Deski
Pada postingan saya kali ini akan mencoba
menjelaskan tentang Desain Komunikasi Visual atau yang biasa kita singkat DKV.
Sejarah Desain Komunikasi
Visual
Sejak jaman pra-sejarah manusia telah
mengenal dan mempraktekkan komunikasi visual. Bentuk komunikasi visual pada
jaman ini antara lain adalah piktogram yang digunakan untuk menceritakan
kejadian sehari-hari pada Jaman Gua (Cave Age), bentuk lain adalah
hieroglyphics yang digunakan oleh bangsa Mesir. Kemudian seiring dengan
kemajuan jaman dan keahlian manusia, bentuk-bentuk ini beralih ke tulisan,
contohnya prasasti, buku, dan lain-lain. Dengan perkembangan kreatifitas
manusia, bentuk tulisan ini berkembang lagi menjadi bentuk-bentuk yang lebih
menarik dan komunikatif, contohnya seni panggung dan drama; seperti sendratari
Ramayana, seni pewayangan yang masih menjadi alat komunikasi yang sangat
efektif hingga sekarang.
Sebagai suatu profesi, Desain Komunikasi
Visual baru berkembang sekitar tahun 1950-an. Sebelum itu, jika seseorang
hendak menyampaikan atau mempromosikan sesuatu secara visual, maka ia harus
menggunakan jasa dari bermacam-macam “seniman spesialis”. Spesialis-spesialis
ini antara lain adalah visualizers (seniman visualisasi); typographers (penata
huruf), yang merencanakan dan mengerjakan teks secara detil dan memberi
instruksi kepada percetakan; illustrators, yang memproduksi diagram dan sketsa
dan lain-lain.
Dalam perkembangannya, desain komunikasi
visual telah melengkapi pekerjaan dari agen periklanan dan tidak hanya mencakup
periklanan, tetapi juga desain majalah dan surat kabar yang menampilkan iklan
tersebut.Desainer komunikasi visual telah menjadi bagian dari kelompok dalam
industri komunikasi – dunia periklanan, penerbitan majalah dan surat kabar,
pemasaran dan hubungan masyarakat (public relations).
Desain Komunikasi Visual baru populer di
Indonesia pada tahun 1980-an yang dikenalkan oleh desainer grafis asal Belanda
bernama Gert Dumbar. Karena menurutnya desain grafis tidak hanya mengurusi
cetak-mencetak saja. Namun juga mengurusi moving image, audio visual, display
dan pameran. Sehingga istilah desain grafis tidaklah cukup menampung
perkembangan yang kian luas. Maka dimunculkan istilah desain komunikasi visual
seperti yang kita kenal sekarang ini.
Pengertian
Desain
Komunikasi Visual
Desain Komunikasi Visual masih sangat
asing terdengar di kalangan masyarakat awam yang biasanya di identikan dengan
tukang print atau tukang buat reklame dan baliho. Sehingga bnayak orang
memandang sebelah mata tentang dunia desain, atau Desain Komunikasi Visual
identik dengan iklan memang tidak salah
tentang pernyataan ini namun hal ini juga tidak benar sepenuhnya karena iklan
hanya salah satu sarana (media) yang dihasilkan oleh Desain Komuikasi Visual.
Ditinjau dari asal kata (etimologi)
istilah ini terdiri dari tiga kata, Desain diambil dari kata “designo” (Itali)
yang artinya gambar. Sedang dalam bahasa Inggris desain diambil dari bahasa
Latin (designare) yang artinya merencanakan atau merancang. Dalam dunia seni
rupa istilah desain dipadukan dengan reka bentuk, reka rupa, rancangan atau
sketsa ide.
Selanjutnya Komunikasi berarti
menyampaikan suatu pesan dari komunikator (penyampai pesan) kepada komunikan
(penerima pesan) melalui suatu media dengan maksud tertentu. Komunikasi sendiri
berasal dari bahasa Inggris communication yang diambil dari bahasa Latin “communis”
yang berarti “sama” (dalam Bahasa Inggris: common). Kemudian komunikasi
kemudian dianggap sebagai proses menciptakan suatau kesamaan (commonness) atau
suatau kesatuan pemikiran antara pengirim (komunikator) dan penerima (komunikan).
Sementara kata Visual bermakna segala sesuatu yang
dapat dilihat dan direspon oleh indera penglihatan kita yaitu mata. Berasal
dari kata Latin videre yang artinya melihat yang kemudian dimasukkan ke dalam
bahasa Inggris visual.
Jadi Desain Komunikasi Visual bisa dikatakan sebagai
seni menyampaikan pesan (arts of commmunication) dengan menggunakan bahasa rupa
(visual language) yang disampaikan melalui media berupa desain yang bertujuan
menginformasikan, mempengaruhi hingga merubah perilaku target audience sesuai
dengan tujuan yang ingin diwujudkan. Sedang Bahasa rupa yang dipakai berbentuk
grafis, tanda, simbol, ilustrasi gambar/foto, tipografi/huruf dan sebagainya.
Seni Murni
Seni Murni biasanya termasuk bentuk seni
visual dan seni perform. bagaimanapun, dalam beberapa lembaga-lembaga belajar
atau musium seni murni. Seni murni sering dikaitkan dengan bentuk seni visual.
Kata murni lebih merujuk kepada kemurnian / keaslian karya tersebut. Seni murni
adalah seni yang dikembangkan untuk dinikmati keindahannya. Seni murni
mengutamakan sifat estetikanya dibandingkan kegunaannya dalam kehidupan
sehari-hari. Sebagai contoh adalah lukisan, kaligrafi, dan patung. Berbeda
dengan seni terapan, seni murni tidak untuk dimanfaatkan sebagai alat bantu
lain. Yang dimanfaatkan pada seni ini adalah nilai keindahannya. Menurut
sejarah, 5 seni murni terbesar adalah lukisan, patung, arsitektur, musik dan
puisi dengan seni seni minor termasuk drama dan tari. akhir-akhir ini,
Imitasi, adalah salah satu insting alam
kami. Hingga kemudian, "harmoni" dan "ritme" menjadi sebuah
bagian dari ritme. Manusia, memulai dengan hadiah alam yang kemudian
dikembangkan dengan sifat masing-masing, hingga kemudian improvisasi-improvisasi
yang mereka buat melahirkan seuatu yang disebut puisi.Definisi ini cenderung
tidak mengkategorikan seni visual dari seni murni yang dianggap kerajinan
tangan]] atau seni, seperti tekstil. Pada istilah yang lebih moderen seni
visual [[secara luas dianggap sebagai yang lebih inklusif dan kata deskripsi
untuk seni pada masa kini yang menggunakan berbagai media, yang kini dikenal
sebagai seni yang tinggi.
Kesimpulannya, desain grafis dan seni murni adalah suatu hal yang
berbeda. desain grafis adalah seni yang digunakan untuk berkomunikasi dengan
orang banyak dalam bentuk tampilan visual. Sedang seni murni adalah ekspresi
jiwa yang bersifat individual, subjektif, dan lebih ditujukan kepada kepuasan
terhadap karya, bukan terhadap fungsi.
Fungsi Desain
Komunikasi Visual
Sebagai sarana
identifikasi
Fungsi dasar yang utama dari desain komunikasi visual adalah sebagai
sarana identifikasi. Identitas seseorang dapat mengatakan tentang siapa orang
itu, atau dari mana asalnya. Demikian juga dengan suatu benda atau produk, jika
mempunyai identitas akan dapat mencerminkan kualitas produk itu dan mudah
dikenali, baik oleh produsennya maupun konsumennya. Kita akan lebih mudah
membeli minyak goreng dengan menyebutkan merek X ukuran Y liter daripada hanya
mengatakan membeli minyak goreng saja. Atau kita akan membeli minyak goreng
merek X karena logonya berkesan bening, bersih, dan “sehat”.
Sebagai sarana
informasi dan instruksi
Sebagai sarana informasi dan instruksi, desain
komunikasi visual bertujuan menunjukkan hubungan antara suatu hal dengan hal
yang lain dalam petunjuk, arah, posisi dan skala; contohnya peta, diagram,
simbol dan penunjuk arah. Informasi akan berguna apabila dikomunikasikan kepada
orang yang tepat, pada waktu dan tempat yang tepat, dalam bentuk yang dapat
dimengerti, dan dipresentasikan secara logis dan konsisten. Simbol-simbol yang
kita jumpai sehari-hari seperti tanda dan rambu lalu lintas, simbol-simbol di
tempat-tempat umum seperti telepon umum, toilet, restoran dan lain-lain harus bersifat
informatif dan komunikatif, dapat dibaca dan dimengerti oleh orang dari
berbagai latar belakang dan kalangan. Inilah sekali lagi salah satu alasan
mengapa desain komunikasi visual harus bersifat universal.
Sebagai sebagai
sarana presentasi dan promosi
Tujuan dari desain komunikasi visual sebagai sarana
presentasi dan promosi adalah untuk menyampaikan pesan, mendapatkan perhatian
(atensi) dari mata (secara visual) dan membuat pesan tersebut dapat diingat;
contohnya poster. Penggunaan gambar dan kata-kata yang diperlukan sangat
sedikit, mempunyai satu makna dan mengesankan. Umumnya, untuk mencapai tujuan
ini, maka gambar dan kata-kata yang digunakan bersifat persuasif dan menarik,
karena tujuan akhirnya adalah menjual suatu produk atau jasa.
Jika Anda ingin menjadi Desainer Komunikasi Visual
yang baik, anda harus memperhatikan 3 hal dalam Desain Komunikasi Visual yaitu:
1. Elemen –
elemen DKV
Tipografi
Menurut Frank Jefkins (1997:248)
tipografi merupakan Seni memilih huruf, dari ratusan jumlah rancangan atau
desain jenis huruf yang tersedia, menggabungkannya dengan jenis huruf yang
berbeda, menggabungkan sejumlah kata yang sesuai dengan ruang yang tersedia,
dan menandai naskah untuk proses typesetting, menggunakan ketebalan dan ukuran
huruf yang berbeda. Tipografi yang baik mengarah pada keterbacaan dan
kemenarikan, dan desain huruf tertentu dapat menciptakan gaya (style) dan
karakter atau menjadi karakteristik subjek yang diiklankan.”Wirya (1999:32)
mengatakan bahwa beberapat tipe huruf mengesankan nuansa-nuansa tertentu, seperti
kesan berat, ringan, kuat, lembut, jelita, dan sifat-sifat atau nuansa yang
lain.
Ilustrasi
Ilustrasi dalam karya desain komunikasi
visual dibagi menjadi dua, yaitu ilustrasi yang dihasilkan dengan tangan atau
gambar dan ilustrasi yang dihasilkan oleh kamera atau fotografi. Menurut Wirya
(1999:32) ilustrasi dapat mengungkapkan sesuatu secara lebih cepat dan lebih
efektif daripada tekas.Fungsi ilustrasi menurut Pudjiastuti (1997:70) adalah
Ilustrasi digunakan untuk membantu mengkomunikasikan pesan dengan tepat dan
cepat serta mempertegas sebagai terjemahan dari sebuah judul, sehingga bisa
membentuk suatu suasana penuh emosi, dari gagasan seakan-akan nyata. Ilustrasi
sebagai gambaran pesan yang tak terbaca dan bisa mengurai cerita berupa gambar
dan tulisan dalam bentuk grafis informasi yang memikat. Dengan ilustrasi, maka
pesan menjadi lebih berkesan, karena pembaca akan lebih mudah mengingat gambar
daripada kata-kata.
Simbolisme
Simbolisme sangat efektif digunakan sebagai
sarana informasi untuk menjembatani perbedaan bahasa yang digunakan karena
sifatnya yang universal dibanding kata-kata atau bahasa. Bentuk yang lebih
kompleks dari simbol adalah logo. Logo merupakan identifikasi dari sebuah
perusahaan karena logo harus mampu mencerminkan citra, tujuan, jenis, serta
objektivitasnya agar berbeda dari yang lainnya. Farbey (1997:91) mengatakan
bahwa banyak iklan memiliki elemen-elemen grafis yang tidak hanya terdapat
ilustrasi, tetapi juga terdapat muatan grafis yang penting seperti logo
perusahaan atau logo merek, simbol perusahaan, atau ilustrasi produk.
Animasi
Penggunaan unsur-unsur gerak atau
disebut animasi khususnya dalam multimedia akan menimbulkan kesan tersendiri
bagi yang melihatnya. Istanto (2001:61) mengatakan bahwa konsep dari animasi
menggambarkan gerak sehingga dapat mendukung tampilan secara lebih
dinamis. Berdasarkan teknis pembuatannya, animasi dibagi menjadi dua, yaitu:
- Animasi dua dimensi (2D), adalah animasi yang berkesan datar (flat), baik itu karakter maupun warnanya.
- Animasi tiga dimensi (3D), adalah karakter yang dibuat dapat dilihat dari berbagai sudut pandang dan adanya kesan mendalam atau berdimensi ruang.
Penggunaan animasi dalam sebuah desain
multimedia dapat menjadikan tampilan menjadi lebih menarik dan dinamis.
Pemilihan jenis animasi yang digunakan bergantung pada kebutuhannya sehingga
desaian yang dihasilkan dapat lebih efektif dan efisien.
2. Unsur-Unsur
DKV
Warna (Color)
Warna merupakan unsur penting dalam
obyek desain. Karena dengan warna orang bisa menampilkan identitas,
menyampaikan pesan atau membedakan sifat dari bentuk-bentuk bentuk visual
secara jelas. Dalam prakteknya warna dibedakan menjadi dua: yaitu warna yang
ditimbulkan karena sinar (Additive color/RGB) yang biasanya digunakan pada
warna lampu, monitor, TV dan sebagainya, dan warna yang dibuat dengan
unsur-unsur tinta atau cat (Substractive color/CMYK) yang biasanya digunakan
dalam proses pencetakan gambar ke permukaan benda padat seperti kertas, logam,
kain atau plastik.
Format
Format
adalah unsur lain dalam desain yang mendefinisikan besar kecilnya suatu
obyek. (mencakup semua elemen DKV) Dengan menggunakan unsur ini Anda dapat
menciptakan kontras dan penekanan (emphasis) pada obyek desain anda sehingga
orang akan tahu mana yang akan dilihat atau dibaca terlebih dahulu. Hal ini
memudahkan anda untuk menyampaikan pesan yang sangat penting , penting dan
kurang penting yang terlihar dari ukuran (format) suatu elemen tersebut. Jika
elemen itu dibuat lebih bsar dari yang lain berarti itu menjadi hal yang sangat
penting untuk sampaikan begitu juga sebaliknya.
Tekstur
(Texture)
Tekstur adalah tampilan permukaan
(corak) dari suatu benda yang dapat dinilai dengan cara dilihat atau diraba.
Yang pada prakteknya, tekstur sering dikategorikan sebagai corak dari suatu
permukaan benda, misalnya permukaan karpet, baju, kulit kayu, cat dinding, cat
canvas, dan lain sebagainya.
Tekstur dibagi menjadi dua yaitu Tekstur
nyata dan Semu. Pada DKV tekstur yang lebih sering digunakan adalah tekstur
semu. Hal ini dapat memudahkan pekerjaaan seorang desainer Karena dapat
menimbulakan tekstur kasar seperti kayu, batu dan yang lainnya tanpa harus
langsung menggunakan benda-benda itu begitu juga dengan tekstur halus yang lebih
mudah mendapatkan kesan halus ketika menggunakan tekstur semu (tidak Nyata).
Ruang (Space)
Ruang merupakan jarak antara suatu
bentuk dengan bentuk lainnya, pada praktek desain dapat dijadikan unsur untuk
memberi efek estetika desain dan dinamika desain grafis. Sebagai contoh, tanpa
ruang Anda tidak akan tahu mana kata dan mana kalimat atau paragraf. Tanpa
ruang Anda tidak tahu mana yang harus dilihat terlebih dahulu, kapan harus
membaca dan kapan harus berhenti sebentar. Dalam bentuk fisiknya
pengidentifikasian ruang digolongkan menjadi dua unsur, yaitu obyek (figure)
dan latar belakang (background).
Unsur ini sangat menentukan kenyamanan
membaca Karena jika tidak ada ruang pada suatu desain maka yang terlihat
sangatlah sesak begitu juga bila terlalu banyak ruang kosong pada desain maka
akan terlihat hampa. Disini lah seorang desainer dituntut untuk pintar
memanfaatkan suatu ruang pada bidang kosong.
Garis (Line)
Sebuah garis adalah unsur desain yang
menghubungkan antara satu titik poin dengan titik poin yang lain sehingga bisa
berbentuk gambar garis lengkung (curve) atau lurus (straight). Garis adalah
unsur dasar untuk membangun bentuk atau konstruksi desain. Di dalam duni a
komunikasi visual seringkali kita menggunakan dotted line, solid line, dan
garis putus-putus.
Garis juga memiliki suatu arti dan anda
harus tahu hal ini seperti garis vertical memiliki kesan stabil, gagah,dan
elegan sedangkan garis horizontal memilki arti pasif, tenag dan damai sementara
garis diagonal memiliki kesan aktif, dinamis dan menarik perhatian.
Bentuk (Shape)
Bentuk adalah segala hal yang memiliki
diameter tinggi dan lebar. Bentuk dasar yang dikenal orang adalah kotak
(rectangle), lingkaran (circle), dan segitiga (triangle). Pada desain
komunikasi visual kita akan mempelajari bentuk dasar dan bentuk turunan.
Sementara pada kategori sifatnya, bentuk dapat dikategorikan menjadi tiga,
yaitu:
- Huruf (Character) : yang direpresentasikan dalam bentuk visual yang dapat digunakan untuk membentuk tulisan sebagai wakil dari bahasa verbal dengan bentuk visual langsung, seperti A, B, C, dsb.
- Simbol (Symbol) : yang direpresentasikan dalam bentuk visual yang mewakili bentuk benda secara sederhana dan dapat dipahami secara umum sebagai simbol atau lambang untuk menggambarkan suatu bentuk benda nyata, misalnya gambar orang, bintang, matahari dalam bentuk sederhana (simbol), bukan dalam bentuk nyata (dengan detail).
- Bentuk Nyata (Form) : bentuk ini betul-betul mencerminkan kondisi fisik dari suatu obyek. Seperti gambar manusia secara detil, hewan atau benda lainnya.
3. Prinsip-
prinsip DKV
Kesatuan (Unity)
Kesatuan merupakan salah satu prinsip
dasar tata rupa yang sangat penting. Tidak adanya kesatuan dalam sebuah karya
rupa akan membuat karya tersebut terlihat cerai-berai, kacau-balau yang
mengakibatkan karya tersebut tidak nyaman dipandang. Prinsip ini sesungguhnya
adalah prinsip hubungan. Jika salah satu atau beberapa unsur rupa mempunyai
hubungan (warna, raut, arah, dll), maka kesatuan telah tercapai.
Keseimbangan
(Balance)
Karya seni dan desain harus memiliki
keseimbangan agar nyaman dipandang dan tidak membuat gelisah. Seperti halnya
jika kita melihat pohon atau bangunan yang akan roboh, kita measa tidak nyaman
dan cenderung gelisah. Keseimbangan adalah keadaan yang dialami oleh suatu
benda jika semua dayan yang bekerja saling meniadakan. Dalam bidang seni keseimbangan
ini tidak dapat diukur tapi dapat dirasakan, yaitu suatu keadaan dimana semua
bagian dalam sebuah karya tidak ada yang saling membebani.
Proporsi
(Proportion)
Proporsi termasuk prinsip dasar tata
rupa untuk memperoleh keserasian. Untuk memperoleh keserasian dalam sebuah
karya diperlukan perbandingan-perbandingan yang tepat. Pada dasarnya proporsi
adalah perbandingan matematis dalam sebuah bidang. Proporsi Agung (The Golden
Mean) adalah proporsi yang paling populer dan dipakai hingga saat ini dalam
karya seni rupa hingga karya arsitektur. Proporsi ini menggunakan deret
bilangan Fibonacci yang mempunyai perbandingan 1:1,618, sering juga dipakai 8 :
13. Konon proporsi ini adalah perbandingan yang ditemukan di benda-benda alam
termasuk struktur ukuran tubuh manusia sehingga dianggap proporsi yang
diturunkan oleh Tuhan sendiri. Dalam bidang desain proporsi ini dapat kita
lihat dalam perbandingan ukuran kertas dan layout halaman.
Irama (Rhythm)
Irama adalah pengulangan gerak yang
teratur dan terus menerus. Dalam bentuk –bentuk alam bisa kita ambil contoh
pengulangan gerak pada ombak laut, barisan semut, gerak dedaunan, dan
lain-lain. Prinsip irama sesungguhnya adalah hubungan pengulangan dari bentuk
–bentuk unsur rupa.
Dominasi (Domination)
Dominasi merupakan salah satu prinsip
dasar tatarupa yang harus ada dalam karya seni dan deisan. Dominasi berasal
dari kata Dominance yang berarti keunggulan . Sifat unggul dan istimewa ini
akan menjadikan suatu unsure sebagai penarik dan pusat perhatian. Dalam dunia
desain, dominasi sering juga disebut Center of Interest, Focal Point dan Eye
Catcher. Dominasi mempunyai bebrapa tujuan yaitu untuk menarik perhatian,
menghilangkan kebosanan dan untuk memecah keberaturan.
Sumber:
0 komentar