SULAWESI UTARA

November 01, 2013




http://ongkirnya.com/wp-content/uploads/2013/06/Kode-Pos-Sulawesi-Utara.jpg 
 
Sejarah Sulawesi Utara
Orang-orang Eropa pertama yang mengunjungi pulau ini (yang dipercayai sebagai negara kepulauan karena bentuknya yang mengerut) adalah pelaut Portugis pada tahun 1525, dikirim dari Maluku untuk mencari emas, yang kepulauan memiliki reputasi penghasilan. Belanda tiba pada tahun 1605 dan dengan cepat diikuti oleh Inggris, lalu mendirikan pabrik di Makassar.Sejak tahun1660, Belanda berperang dengan Kerajaan Gowa, Makasar utama di bagian pesisir barat yang berkuasa. Pada tahun 1669, Laksamana Speelman memaksa penguasa, Sultan Hasanuddin, untuk menandatangani Perjanjian Bongaya, yang menyerahkan kontrol perdagangan ke Perusahaan Hindia Belanda. Belanda dibantu dalam penaklukan mereka oleh panglima perang Bugis Arung Palakka, penguasa kerajaan Bugis Bone. Belanda membangun benteng di Ujung Pandang, sedangkan Arung Palakka menjadi penguasa daerah dan kerajaan Bone menjadi dominan. Perkembangan politik dan budaya tampaknya telah melambat sebagai akibat dari status quo. Pada tahun 1905 seluruh sulawesi menjadi bagian dari koloni negara Belanda dari Hindia Belanda sampai pendudukan Jepang dalam Perang Dunia II. Selama Revolusi Nasional Indonesia, "Turk" Westerling Kapten Belanda membunuh sedikitnya 4.000 orang selama Kampanye Sulawesi Selatan .Setelah penyerahan kedaulatan pada Desember 1949, Sulawesi menjadi bagian dari Republik Indonesia Serikat (RIS). Dan pada tahun 1950 menjadi tergabung dalam kesatuan Republik Indonesia.

Sulawesi Utara mempunyai latar belakang sejarah yang cukup panjang sebelum daerah yang berada di paling ujung utara Nusantara ini menjadi Daerah Provinsi.
Dalam sejarah pemerintahan daerah Sulawesi Utara, seperti halnya daerah lainnya di Indonesia, mengalami beberapa kali perubahan administrasi pemerintahan, seiring dengan dinamika penyelenggaraan pemerintahan bangsa.
Pada permulaan kemerdekaan Republik Indonesia, daerah ini berstatus keresidenan yang merupakan bagian dari Propinsi Sulawesi. Provinsi Sulawesi ketika itu beribukota di Makassar dengan Gubernur yaitu DR.G.S.S.J. Ratulangi.

Kemudian sejalan dengan pemekaran administrasi pemerintahan daerah-daerah di Indonesia, maka pada tahun 1960 Provinsi Sulawesi dibagi menjadi dua propinsi administratif yaitu Provinsi Sulawesi Selatan-Tenggara dan Provinsi Sulawesi Utara-Tengah melalui Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 1960.

Untuk mengatur dan menyelenggarakan kegiatan pemerintahan di Propinsi Sulawesi Utara-Tengah, maka berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor.122/M Tahun 1960 tanggal 31 Maret 1960 ditunjuklah A. Baramuli, SH sebagai Gubernur Sulutteng.

GEOGRAFI SULAWESI UTARA
Geografi Sulawesi Utara. Provinsi Sulawesi Utara terletak di jazirah utara Pulau Sulawesi dan merupakan satu dari tiga provinsi di Indonesia yang memiliki keunggulan geoposisi, geostrategi, dan geopolitik serta terletak di tepian pasifik. Dua provinsi lainnya adalah Sumatera Utara dan Daerah Istimewa Aceh. Dilihat dari letak geografis Sulawesi Utara terletak pada 0.30-4.30 Lintang Utara (Lu) dan 121-127 Bujur Timur (BT).
Kedudukan jazirah membujur dari timur ke barat dengan daerah paling utara adalah Kepulauan Sangihe dan Talaud. Wilayah kepulauan ini berbatasan langsung negara Tetangga Filipina. Wilayah Sulawesi Utara mempunyai batas-batas:
  • Utara               : Laut Sulawesi, Samudera Pasifik, dan Filipina
  • Timur               : Laut Mauluku
  • Selatan                        : Teluk Tomini
  • Barat               : Provinsi Gorontalo

Kebudayaan di Sulawesi Utara
Selain kaya akan sumber daya alam Sulawesi Utara juga kaya akan seni dan budaya yang diwariskan oleh nenek moyang. Berbagai seni dan budaya dari berbagai suku yang ada di Provinsi Sulawesi Utara justru menjadikan daerah nyiur melambai semakin indah dan mempesona. Berbagai pentas seni dan budaya maupun tradisi dari nenek moyang memberikan warna tersendiri bagi provinsi yang terkenal akan kecantikan dan ketampanan nyong dan nona Manado.
Secara garis besar penduduk di Sulawesi Utara terdiri atas 4 suku besar yakni suku minahasa, suku sangihe, suku talaud dan suku bolaang mongondow. Keempat suku/etnis besar tersebut memiliki sub etnis yang memiliki bahasa dan tradisi yang berbeda-beda. Tak heran Provinsi Sulawesi Utara terdapat beberapa bahasa daerah seperti Toulour, Tombulu, Tonsea, Tontemboan, Tonsawang, Ponosakan dan Bantik (dari Suku Minahasa), Sangie Besar, Siau, Talaud (dari Sangihe dan Talaud) dan Mongondow, Bolaang, Bintauna, Kaidipang (dari Bolaang Mongondow)
Provinsi yang terkenal akan semboyan torang samua basudara (kita semua bersaudara) hidup secara rukun dan berdampingan beberapa golongan agama seperti Kristen, Katolik, Islam, Hindu, Budha dan Kong Hu Chu. Namun dari keanekaragaman tersebut bahasa Indonesia masih menjadi bahasa pemersatu dari berbagai suku dan golongan.

Berikut ini beberapa Kebudayaan di Sulawesi Utara

  • Budaya mapalus. Mapalus merupakan sebuah tradisi budaya suku Minahasa dimana dalam mengerjakan segala sesuatu dilakukan secara bersama-sama atau gotong royong. Budaya mapalus mengandung arti yang sangat mendasar. Mapalus juga dikenal sebagai local Spirit and local wisdom masyarakat di Minahasa.
  • Perayaan tulude. Perayaan tulude atau kunci taong (kunci tahun) dilaksanakan pada setiap akhir bulan januari dan diisi dengan upacara adat yang bersifat keagamaan dimana ungkapan puji dan syukur terhadap sang pencipta oleh karena berkat dan rahmat yang telah diterima pada tahun yang telah berlalu sambil memohon berkat serta pengampunan dosa sebagai bekal hidup pada tahun yang baru.
  • Festival figura. Figura merupakan seni dan budaya yang diadopsi dari kesenian yunani klasik. Seni ini lebih dekat dengan seni pantomim atau seni menirukan laku atau watak dari seseorang tokoh yang dikenal atau diciptakan. Figura merupakan kesenian yang dapat menghadirkan dramaturgi pendek terhadap sosok atau perilaku tokoh-tokoh yang dianggap berperan dalam mengisi tradisi baik buruknya sosok dan watak seorang manusia. Oleh pemerintah kota Manado festival figura diselenggarakan dalam rangka pesta kunci taong layaknya perayaan tulude yang dilaksanakan oleh masyarakat sangihe.
  • Toa Pe Kong atau Cap go meh. Seperti didaerah lainnya, perayaan/upacara ini juga rutin dilaksanakan di Sulawesi Utara apa terlebih di Kota Manado. Upacara ini dimeriahkan dengan atraksi dari Ince Pia yakni seorang yang memotong-motong badan dan mengiris lidah dengan pedang yang tajam serta menusuk pipi dengan jarum besar yang tajam akan tetapi si Ince Pia tidak terluka ketika.
  • Pengucapan syukur. Pengucapan syukur merupakan tradisi masyarakat Minahasa yang mengucap syukur atas segala berkat yang telah Tuhan berikan. Biasanya pengucapan syukur dilaksanakan setelah panen dan dikaitkan dengan acara keagamaan untuk mensyukuri berkat Tuhan yang dirasakan terlebih panen yang dinikmati. Acara pengucapan syukur ini dilaksanakan setiap tahun oleh masyarakat suku Minahasa pada hari Minggu umumnya antara bulan Juni hingga Agustus. Saat pengucapan syukur hampir setiap keluarga menyediakan makanan untuk para tamu yang akan datang berkunjung apa terlebih makanan khas seperti nasi jaha dan dodol.
  • Festival Pinawetengan. Festival yang dilaksanakan setiap tahun pada tanggal 7 Juli, diawali dengan melakukan upacara adat di batu pinawetengan kemudian dilanjutkan dengan menggelar pertunjukan seni dan budaya Sulawesi Utara di Institut Seni dan Budaya Sulawesi Utara.
Kependudukan Sulawesi Utara
Penduduk Sulawesi Utara berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara berjumlah 2.296.666 jiwa dengan jumlah penduduk terbanyak mendiami Kota Manado yaitu 415.114. Dengan luas wilayah Sulut 14.499 Km2, (data luas wilayah Sulawesi Utara) hal ini berarti jika dihitung kepadatan penduduk di provinsi yang kaya akan hasil alam yaitu sebesar 158,40 Km2 dengan rasio penduduk lelaki yang terbanyak.
Sedangkan untuk warga negar asing yang ada di Sulawesi Utara berjumlah 1.155 jiwa dengan warga negara terbanyak berasal dari negeri kincir angin Belanda sebanyak 171 jiwa dan sisanya berasal dari negara lainnya.
Pada tahun 2011, penduduk usia kerja di Sulawesi Utara yang masuk angkatan kerja berjumlah 1.082.203 orang dan dari angkatan kerja berjumlah 1.084.203 orang , dan dari angkatan kerja yang ada tercatat 990.720 orang yang sedang bekerja.

Sedangkan yang termasuk bukan angkatan kerja berjumlah 575.611 orang dan dari bukan angkatan kerja yang ada tercatat 135.968 orang yang bersekolah dan 365.182 orang yang mengurus rumah tangga.
Region
Kategori
Jumlah Penduduk (Jiwa)
2011
2010
2009
2008
2007
Bitung
Jumlah Pria (jiwa)
95.577
96.001
89.092
87.697
-
Jumlah Wanita (jiwa)
94.343
91.651
91.526
90.569
-
Total (jiwa)
189.920
187.652
180.618
178.266
-
Bolaangmongondow
Jumlah Pria (jiwa)
116.006
111.080
164.467
159.184
-
Jumlah Wanita (jiwa)
99.898
102.404
143.319
143.209
-
Total (jiwa)
215.904
213.484
307.786
302.393
-
Bolaang Mongondow Selatan
Jumlah Pria (jiwa)
29.471
29.818
-
-
-
Jumlah Wanita (jiwa)
28.177
27.183
-
-
-
Total (jiwa)
57.648
57.001
-
-
-
Bolaang Mongondow Timur
Jumlah Pria (jiwa)
32.438
33.299
-
-
-
Jumlah Wanita (jiwa)
31.932
30.355
-
-
-
Total (jiwa)
64.370
63.654
-
-
-
Bolaang Mongondow Utara
Jumlah Pria (jiwa)
37.604
36.251
41.099
-
-
Jumlah Wanita (jiwa)
33.960
34.442
39.409
-
-
Total (jiwa)
71.564
70.693
80.508
-
-
Kepulauan-Sangihe
Jumlah Pria (jiwa)
64.457
63.820
64.392
65.878
-
Jumlah Wanita (jiwa)
63.063
62.280
66.057
64.412
-
Total (jiwa)
127.520
126.100
130.449
130.290
-
Kepulauan-Talaud
Jumlah Pria (jiwa)
41.952
42.668
38.211
38.018
-
Jumlah Wanita (jiwa)
42.426
40.766
36.786
36.874
-
Total (jiwa)
84.378
83.434
74.997
74.892
-
Kotamobagu
Jumlah Pria (jiwa)
54.064
54.821
60.350
-
-
Jumlah Wanita (jiwa)
54.827
52.638
58.755
-
-
Total (jiwa)
108.891
107.459
119.105
-
-
Manado
Jumlah Pria (jiwa)
204.502
206.292
215.094
213.976
-
Jumlah Wanita (jiwa)
210.612
204.189
219.751
215.173
-
Total (jiwa)
415.114
410.481
434.845
429.149
-
Minahasa
Jumlah Pria (jiwa)
160.689
158.919
153.554
149.838
-
Jumlah Wanita (jiwa)
153.198
151.465
146.672
148.341
-
Total (jiwa)
313.887
310.384
300.226
298.179
-
Minahasa Selatan
Jumlah Pria (jiwa)
102.564
101.046
92.954
95.346
-
Jumlah Wanita (jiwa)
95.191
94.507
89.864
86.946
-
Total (jiwa)
197.755
195.553
182.818
182.292
-
Minahasa Tenggara
Jumlah Pria (jiwa)
52.850
52.055
50.727
-
-
Jumlah Wanita (jiwa)
48.725
48.388
44.798
-
-
Total (jiwa)
101.575
100.443
95.525
-
-
Minahasa Utara
Jumlah Pria (jiwa)
100.051
96.120
89.468
90.371
-
Jumlah Wanita (jiwa)
90.985
92.784
87.012
84.084
-
Total (jiwa)
191.036
188.904
176.480
174.455
-
Siau Tagulandang Biaro
Jumlah Pria (jiwa)
31.782
31.534
30.169
-
-
Jumlah Wanita (jiwa)
32.734
32.267
31.612
-
-
Total (jiwa)
64.516
63.801
61.781
-
-
Tomohon
Jumlah Pria (jiwa)
46.480
46.179
41.998
40.573
-
Jumlah Wanita (jiwa)
46.103
45.374
41.720
42.627
-
Total (jiwa)
92.583
91.553
83.718
83.200
-
Total
Jumlah Pria (jiwa)
1.170.487
1.159.903
1.131.575
940.881
-
Jumlah Wanita (jiwa)
1.126.174
1.110.693
1.097.281
912.235
-
Total (jiwa)
2.296.661
2.270.596
2.228.856
1.853.116
-

Aktivitas Sosial Sulawesi Utara berdasarkan Kondisi Fisik
1.Aktivitas penduduk di wilayah dataran tinggi
Aktifitas penduduk karena daerah ini beriklim sejuk. Di dataran tinggi kegiatan ekonomi penduduk cenderung dibidang pertanian lahan kering. Ladang pertanian yang dibudidayakan adalah hortikultura antara lain, sayur-sayuran, buah-buahan dan taman hias.
2.Aktivitas penduduk di wilayah pegunungan
Disamping dimafaakan sebagai areal hutan, wilayah pegunungan banyak dibudidayakan perkebunan, seperti kina, karet dan the. Penduduk yang bermukim di daerah pegunungan sebagian ada yang bekerja sebagai buruh perkebunan.
3.Aktivitas penduduk di wilayah dataran rendah
Dataran rendah merupakan dataran tempat untuk kosentrasi Penduduk, karena itu daerah dataran redah sangat cocok untuk pemukiman penduduk dengan pola kosentris. Aktivitas penduduk terdiri atas berbagai jenis, mulai dari pertanian, perikanan, tambak.
Dibidang pertanian, perkebunan dan perikanan bisa dikembangkan karena tersedianya air yang cukup, di samping iklimnya yang menunjang untuk pertumbuhan tanaman dataran rendah. Disamping itu bidang industri dan jasa di dataran rendah dapat berkembang secara optimal, hal ini bisa terjadi karena ditunjang oleh sarana dan prasarana berupa transportasi jalan raya dan jalan kereta api, pusat pertokoan dan perdagangan serta pendidikan.

4. Aktivitas penduduk wilayah pantai
Penduduk yang bertempat tinggal di pantai tidak selalu bermata pencaharian sebagai nelayan. Di Sulawesi Utara yang memiliki pantai yang indah membuat ladang pekerjaan bagi warga dengan membuka warung dipinggir pantai, penyediaan water sport. Jadi para warga tidak selalu mengandalkan diri sebagai nelayan karena bisa mengembangkan wisata didaerahnya,

Potensi Alam
1.      Gunung di Sulawesi Utara
Sebagian besar wilayah daratan Provinsi Sulawesi Utara terdiri dari pegunungan dan bukit-bukit diselingi oleh lembah yang membentuk daratan. Gunung-gunung terletak berantai dengan ketinggian di atas 1.000 dari permukaan laut. Beberapa gunung yang terdapat di Sulut yaitu Gunung Klabat (1.895 m) di Minahasa Utara, Gunung Lokon (1.579 m), Gunung Mahawu (1.331 m) di Tomohon, Gunung Soputan (1.789 m) di Minahasa Tenggara, Gunung Dua Saudara (1.468 m) di Bitung, Gunung Awu (1.784), Gunung Ruang (1.245 m), Gunung Karangketang (1.320 m), Gunung Dalage (1.165 m), di Sangihe dan Talaud, Gunung Ambang (1.689 m), Gunung Gambula (1.954 m) dan Gunung Batu Balawan (1.970 m).
2.      Dataran Rendah dan Daratan Tinggi
Dataran rendah dan dataran tinggi secara potensial mempunyai nilai ekonomi bagi daerah. Beberapa dataran terdapat di daerah ini adalah: Tondano (2.850 ha), Langowan (2.381 ha), Modoinding (2.350 ha), di Minahasa, Tompaso Baru (2.587 ha), di Minahasa Selatan, Tarun (265 ha) di Sangihe, Dumoga (21.100 ha), Ayong (2.700 ha), Sangkub (6.575 ha), Tungoi (8.020  ha), Poigar (2.440 ha), Molibagu (3.260 ha), Bintauna (6.300 ha) di Bolmong dan Bolmut.
3.      Danau dan Sungai
Danau-danau di daerah ini secara potensial mempunyai nilai ekonomi bagi pengembangan bidang kepariwisataan, pengairan dan energi. Danau-danau tersebut adalah Danau Tondano dengan luas 4.278 ha di Minahasa, Danau Moat seluas 617 ha di Bolaang Mongondow Timur.
Pada umumnya sungai-sungai dimanfaatkan untuk berbagai keperluan antara lain untuk irigasi juga sebagai sumber tenaga listrik dan sumber air minum. Sungai-sungai tersebut yakni Sungai Tondano (40 km), Sungai Poigar (54,2 km), Sungai Ranoyapo (51,9 km), Sungai Talawaan (34,8 km) di Minahasa. Sungai besar lainnya terdapat di Bolmong dan Bolmut yaitu Sungai Dumoga (87,2 km), Sungai Sangkub (53,6 km), Sungkai Ongkaw (42,1 km).
4.      Pulau-pulau
Sulawesi Utara merupakan salah satu dari 7 provinsi kepulauan yang terdiri dari 258 pulau dan 11 di antaranya berbatasan langsung dengan negara Filipina dan Laut Pasifik
5.      Tanjung dan Teluk
Di sepanjang pantai Sulawesi Utara, baik di pantai daratan utama maupun di pantai pulau-pulau, terdapat banyak tanah yang menjorok ke tengah laut (tanjung) dan perairan laut yang menjorok ke daratan (teluk). Beberapa tanjung yang cukup ternama adalah Tanjung Atep, Tanjung Pulisan, Tanjung Salimburung, Tanjung Kelapa di Minahasa. Tanjung Binta, Tanjung Dulang, Tanjung Flesko dan Tanjung Tanango di Bolmong. Sedangkan di Sangihe dan Talaud yakni Tanjung Binta, Tanjung Barurita, Tanjung Bulude, Tanjung Bunangkem, Tanjung Buwu dan Tanjung Esang.
Teluk-teluk yang cukup dikenal di wilayah ini antara lain, Teluk Amurang, Teluk Belang, Teluk Manado, Teluk Kema (Minahasa dan Manado), Teluk Tombolata, Teluk Taludaa dan Telung Bolaang (Bolmong), Teluk Manganitu, Teluk Peta, Teluk Miulu, Telak Dago dan Teluk Ngalipeang (Sangihe dan Talaud). Tanjung dan teluk dikenal sebagai tempat perdagangan dan wisata.
Provinsi ini memiliki lahan sawah irigasi teknis seluas 25.740 ha, sementara sawah irigasi semi teknis 26.738 ha. Itu semua belum termasuk lahan sawah irigasi non teknis seluas 4.662 ha. Lahan sawah tadah hujan seluas 4.631 ha, areal sawah pasang surut seluas 634 ha, sementara tahan palawija, hortikultura dan sayur-sayuran seluas 341.419 ha, Sawah-sawah inilah yang pada 2006 menghasilkan 451.700 ton padi dan meningkat jadi 470.400 ton pada 2007 dengan luas panen yang juga bertambah menjadi 99.500 ha. Dibanding dua tahun terakhir, produktivitas padi yang dicapai meningkat. Pada 2004, produksi padi di sana mencapai 407.358 ton.
Pertaniaan tanaman pangan di Sulawesi Utara relatif baik, terbukti dari kemampuan provinsi ini untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal, regional (Maluku Utara, Kalimantan Timur dan Papua) serta pasar internasional (Singapura, Malaysia, Belanda dan negara. Eropa lainnya, AS, Cina, Korea, Jepang dan India).
Untuk memenuhi target Sulawesi Utara sebagai sentral hortikultura, kini tengah dikembangkan produksi kentang, wartel dan nanas yang memang menjadi komoditas unggulan daerah itu. Berbagai usaha meningkatkan volume kentang telah dilakukan, misalnya dengan membangun pusat pembibitan ddan pembenihan kentang. Pengembangan SDM petugas melalui pelatihan, mengembangkan teknologi kultur jaringan, mengintroduksi benih baru kentang dan memperbanyak benih G2-G3 dan seterusnya sampai menghasilkan benih sebar. Proyek serupa ini juga telah berhasil dilakukan pada bibit anggrek, pisang dan rambutan. Khusus untuk rambutan digunakan bantuan luar negeri dengan Kecamatan Tenga dan Sinonsayang dijadikan pilot project.
Total produksi sayur-mayur meningkat signifikan dari 91.048 ton pada 2000 menjadi 325.135 ton pada 2005, namun produksi buah-buahan menurun dari 158.441 ton pada 2000 menjadi 129.662 ton pada 2005. Produksi kentang meningkat dari 38.884 ton pada 2000 menjadi 195.826 ton pada 2005, dibarengi produksi nanas yng juga meningkat dari 1.851 ton pada 2000 manjadi 2.813 ton pada 2005. produksi wartel dari tahun sebelumnya menjadi 11.113 ton pada 2005.
Luas hutan di provinsi ini mencapai 788.691,88 ha. Fungsi hutan dibagi menjadi hutan lindung seluas 175.958,33 ha, hutan produksi tetap seluas 67.423,55 ha, hutan produksi terbatas seluas 219.908,86 ha, hutan produk konversi seluas 14.643,40 ha serta hutan suaka alam seluas 310.759,74 ha. jenis kayu yang dihasilkannya bervariasi dari kayu kelas satu sampai kelas empat, jenis kayu dimaksud adalah kayu besi, meranti, dan kayu lokal lainnya. Disamping itu juga terdapat hasil hutan ikutan yang mempunyai nilai ekonomi dan nilai rambah seperti rotan, damar, kayu manis, ijuk, daun woka dan lainnya.
Sulawesi Utara juga merupakan pusat pengembangan industri perikanan. sejak 2001, pemerintah setempat melaksanakan apa yang disebut Gerakan Pengembangan Komoditas Unggulan Berbasis Agri bisnis (Gerbang Kuba) meliputi industri ikan tuna, cakalang dan layang. Hasil penangkapan ikan di taut merupakan produksi tertinggi di sektor perikanan. Para nelayan kini juga tengah mengembangkan teknik-teknik baru dalam budidaya perikanan laut, meliputi ikan untuk umpan, ikan kerapu, baronang, rumput laut dan kerang mutiara. Untuk budidaya perikanan darat fokus diarahkan untuk ikan mas dan nila.
Produksi perikanan tangkap (tuna, cakalang, tongkol) pada 2006 sebanyak 137.000 ton. Produksi ini ditargetkan meningkat menjadi 141.000 ton pada 2007 dari 1,4 juta ton quota tangkap yang di toleransi. Potensi ikan tangkap di sana 1,8 juta ton. Hasil budidaya ikan dan udang air tawar mencapai 14.400 ton dengan luas areal 981 ha pada 2006, ditargetkan meningkat menjadi 16.600 ton dengan luas areal 1.130 ha pada 2007. Pada 2006, produksi rumput laut mencapai 12.000 ton (basah) di atas areal tanam seluas 600 ha dan ditargetkan meningkat menjadi 13.100 ton (basah) dengan luas areal tanam 654 ha pada 2007. Potensi yang tersedia sebesar 5.600 ha.
Perkembangan ekspor komoditas perikanan Sulawesi Utara didukung oleh perkembangan unit-unit pengelolahan hasil perikanan. Sampai 2004, terdapat 40 unit perusahaan pengelolahan hasil perikanan dengan 22 cold storage yang mereka miliki. Setiap cold storage berkapasitas 10.630 ton. Kini terdapat 60 eksportir komoditas hasil perikanan di provinsi itu, dengan negara tujuan ekspor antara lain Jepang, Korea, AS, Cina, Spanyol, Australia, jerman, Inggris, Hongkong, Denmark, Afrika Selatan, Irlandia, Belanda, Swiss, Slovenia, Belgia, Finlandia, Italia, Polandia, Prancis, Yunani, Malta, Cyprus, Kanada, Thailand, Taiwan, Singapura, Afrika dan Filipina. Mereka terbiasa pengekspor rumput laut segar, tuna, udang galah dan kepiting bakau yang dibekukan, ikan kaleng, ikan asap.

Tugas Softskill.

You Might Also Like

1 komentar

  1. The Most Iconic Video Slots On The Planet - Jancasino
    The most titanium metal trim iconic video slot is the 7,800-calibre 출장샵 slot machine called https://sol.edu.kg/ Sweet Bonanza. This slot machine was developed in bsjeon 2011, developed in the same studio by jancasino

    BalasHapus

Like us on Facebook