Analisis Tentang Web Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
November 16, 2014
Pada
postingan ini, saya akan membahas tentang tujuan atau fungsi, visi dan misi
dibuatnya situs web Perpustakaan Nasional RI (PERPUSNAS) dengan alamat web http://www.pnri.go.id. Kemudian pada postingan ini juga saya akan menjelaskan tentang kelebihan dan kekurangan pada website tersebut.
Perpustakaan
Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) atau Perpustakaan Nasional Republik
Indonesia (PNRI) adalah Perpustakaan Nasional yang berada di Jakarta,
Indonesia. Perpustakaan ini memiliki tugas menyimpan data-data dan informasi
negara. Perpusnas juga merupakan salah satu Lembaga Pemerintah Non Departemen
(LPND) yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.
Sejarah
Sejarah
Perpusnas bermula dengan didirikannya Bataviaasch Genootschap pada 24 April
1778. Lembaga ini adalah pelopor Perpusnas dan baru dibubarkan pada tahun 1950.
Awalnya,
Perpustakaan Nasional RI merupakan salah satu perwujudan dari penerapan dan
pengembangan sistem nasional perpustakaan, secara menyeluruh dan terpadu, sejak
dicanangkan pendiriannya tanggal 17 Mei 1980 oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, Daoed Joesoef. Ketika itu kedudukannya masih berada dalam
lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan setingkat eselon II di bawah Direktorat
Jenderal Kebudayaan, dan badan ini merupakan hasil integrasi dari empat
perpustakaan besar di Jakarta.
Walau
secara resmi Perpustakaan Nasional berdiri di pertengahan 1980, namun integrasi
keseluruhan secara fisik baru dapat dilakukan pada Januari 1981. Sampai tahun
1987 Perpusnas masih berlokasi di tiga tempat terpisah, yaitu di Jl. Merdeka
Barat 12 (Museum Nasional), Jl. Merdeka Selatan 11 (Perpustakaan SPS) dan Jl.
Imam Bonjol 1 (Museum Naskah Proklamasi). Sebagai kepala Perpustakaan Nasional
adalah ibu Mastini Hardjoprakoso, MLS, mantan kepala Perpustakaan Museum
Nasional.
Atas
prakarsa Almarhumah Ibu Tien Suharto, melalui Yayasan Harapan Kita yang
dipimpinnya, Perpustakaan Nasional memperoleh sumbangan tanah seluas 16,000 m²
lebih berikut gedung baru berlantai sembilan dan sebuah bangunan yang
direnovasi. Lahan yang terletak di Jl. Salemba Raya 28A, Jakarta Pusat,
merupakan lokasi Koning Willem III School (Kawedri), yakni sekolah HBS pertama
di Indonesia ketika zaman kolonial. Bangunan sekolah inilah yang kemudian
setelah direnovasi menjadi gedung utama yang digunakan untuk kantor pimpinan
dan sekretariat. Gedung di sebelahnya yang berlantai sembilan berfungsi sebagai
perpustakaan yang sebenarnya, di mana koleksi bahan pustaka tersimpan dan
dilayankan untuk umum.
Dengan
selesainya pengerjaan sebagian gedung baru maupun yang direnovasi di Jl.
Salemba Raya 28A pada awal 1987, pimpinan dan staf dari tiga bidang (kecuali
Bidang Koleksi) pindah ke lokasi tersebut. Gedung baru itu beserta segala
perlengkapannya menyatukan semua kegiatan di bawah satu atap yang sebelumnya
terpencar di beberapa tempat di Jakarta. Pada usia Perpusnas yang ke-9, secara
resmi kompleks itu dibuka yang ditandai dengan penandatanganan sebuah prasasti
marmer oleh Presiden dan Ibu Tien Suharto pada tanggal 11 Maret 1989.
Namun,
sejalan dengan peresmian kompleks tersebut, sebetulnya ada peristiwa lain yang
tidak kalah pentingnya. Sejarah mencatat bahwa lima hari sebelumnya, tepatnya
tanggal 6 Maret 1989, telah ditandatangani sebuah keputusan monumental oleh Presiden
RI melalui keputusan presiden Nomor 11 Tahun 1989 ini menetapkan Perpustakaan
Nasional, setelah digabung dengan Pusat Pembinaan Perpustakaan (pimpinan Drs.
Soekarman, MLS) , menjadi Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Kenaikan
status kelembagaan ini juga berarti Perpusnas dilepas dari jurisdiksi
Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (sekarang
Departemen Pendidikan Nasional), badan induknya yang telah membesarkannya sejak
1980. Ibu Mastini Hardjoprakoso masih dipercaya oleh Pemerintah untuk memimpin
lembaga baru ini. Kenyataan ini sekaligus membuktikan komitmen Pemerintah di dalam
menaikkan derajat perpustakaan (dan pustakawan) yang selama itu dirasakan
selalu "dilupakan". Menurut catatan ketika penggabungan, jumlah
koleksi berkisar di angka 600 ribu eksemplar, ditangani oleh sekitar 500 orang
karyawan yang berlokasi di dua tempat terpisah, Jl. Salemba Raya 28A dan Jl.
Merdeka Selatan 11. Saat ini (Desember 1999) jumlah koleksi diperkirakan
1,100,00 eks, dan jumlah karyawan 700 orang.
Dengan
semakin bertambahnya beban tugas dan sejalan dengan kiat Perpusnas dalam
menerapkan layanan prima kepada masyarakat, maka diterbitkanlah Keputusan
PresidenNomor 50 Tahun 1997 tertanggal 29 Desember 1997. Keppres ini
menyempurnakan susunan organisasi, tugas dan fungsi Perpustakaan Nasional guna
mengantisipasi era globalisasi informasi yang sudah kian mendekat. Di antara
penyempurnaan tersebut adalah menciptakan jabatan deputi setingkat eselon IB
dan menaikkan status Perpustakaan Nasional Provinsi (d.h. Perpustakaan Daerah)
menjadi eselon II. Melanjutkan kepemimpinan sebelumnya, Hernandono, MA, MLS,
menjadi kepala Perpusnas sejak Oktober 1998.
Perpustakaan
Nasional RI kini menjadi perpustakaan yang berskala nasional dalam arti yang
sesungguhnya, yaitu sebuah lembaga yang tidak hanya melayani anggota suatu
perkumpulan ilmu pengetahuan tertentu, tapi juga melayani anggota masyarakat
dari semua lapisan dan golongan. Walau terbuka untuk umum, koleksinya bersifat
tertutup dan tidak dipinjamkan untuk dibawa pulang. Layanan itu tidak terbatas
hanya pada layanan untuk upaya pengembangan ilmu pengetahuan saja, melainkan
pula dalam memenuhi kebutuhan bahan pustaka, khususnya bidang ilmu-ilmu sosial
dan kemanusiaan, guna mencerdaskan kehidupan bangsa.
Tujuan Dibentuknya Web
Setelah
saya analisa, tujuan dibuatnya situs web perpusnas ini adalah untuk
mensosialisasikan perpusnas dari kegiatan, alamat, koleksi buku lama maupun
baru, jam buka perpustakaan, perkembangan perpusnas, hingga layanan tanya jawab
kepada masyarakat luas lewat media informatika. Karena di jaman ini hampir
setiap orang dapat mudah mengakses informasi lewat internet, maka lembaga
perpusnas pun membuat situs web ini agar masyarakat lebih mengenal tentang
perpusnas. Dibentuknya situs web ini adalah juga untuk melaksanakan tugas
pemerintah di bidang perpustakaan yang mana sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Selain itu, dibuatnya situs web ini adalah untuk menambah
minat baca masyarakat Indonesia terutama generasi mudanya. Minat baca bisa
muncul dalam diri seseorang karena ada ketertarikan akan hal tersebut. Semakin
mudah suatu informasi didapat oleh masyarakat, maka semakin menarik pula hal
tersebut. Maka dari itu lembaga perpusnas membuat situ web ini agar segala
informasi tentang perpusnas dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat.
Visi dan Misi Web
Visi
dan misi dibuatnya situs web ini saya ambil dari halaman situs ini yaitu,
Visi :
- Terdepan dalam informasi pustaka, menuju Indonesia gemar membaca
Misi :
- Mengembangkan koleksi pustaka di seluruh Indonesia
- Mengembangkan layanan informasi perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi
- Mengembangkan infrastruktur melalui penyediaan sarana dan prasarana serta kompetensi SDM.
Kelebihan dan Kekurangan Web
Kelebihan:
- Adanya slide cerita tentang kisah pewayangan menambah menarik situs web ini juga menambha kesan akan keindonesiaan.
- Sangat mudah untuk mengakses tentang perpunas.
- Topik-topik informasi yang disajikan tepat
- Tidak ada iklan
- Disajikan audio jingle perpunas, menambah menarik situs web ini.
Kekurangan:
- Tampilan web terlalu kompleks karena terlalu banyak link sosial media.
- Terlalu lama untuk diakses oleh pembaca.
- Situs jarang diperbaharui, terakhir tahun 2011.
- Desain web sangat sederhana. Meskipun ini merupakan situs web resmi, namun tidak ada salahnya bila desain web dibuat sedikit modern dan elegan, agar pengunjung yang membuka laman web ini menjadi lebih nyaman dalam mengakses informasi di dalamnya.
- Belum semua buku yang ada di perpunas dijadikan buku digital
Referensi:
N.S, Sutarno. (2003). Seperempat
Abad Perpustakaan Umum Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta,
1978-2003. Pustaka Sinar Harapan.
http://www.pnri.go.id/
http://www.informall.co.id/instansi-24-perpusnas--perpustakaan-nasional-republik-indonesia.html
0 komentar